KONSEP PENGANGGARAN PERUSAHAAN
“Anggaran merupakan hasil menyusun anggaran, sedangkan penganggaran adalah proses menyusun anggaran. Penganggaran adalah perencanaan keuangan suatu organisasi. Penganggaran adalah proses menyusun rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang”.
ANGGARAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN
1. Anggaran Sebagai Sistem Perencanaan Terpadu
Semakin kompleknya masalah menyebabkan banyak kegiatan yang harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran atau lengkapnya business budget adalah salah satu bentuk berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Membuat perjalanan jauh membutuhkan perencanaan tentang alat transport, route perjalanan, kartu-kartu pengenal, pemesanan hotel tempat bermalam, dana untuk pembiayaan perjalanan dan sebagainya, agar perjalanan itu menyenangkan, murah dan aman. Demikian juga halnya dalam memilih karir masing-masing, perlu diperhatikan dan seberapa besar minat, kemampuan fisik dan intelektual, dana dan waktu yang tersedia, sehingga dapat dipilih sekolah-sekolah serta jenis-jenis latihan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan karir itu.
2. Anggaran Pendekatan Sistem
Anggaran dapat dipilih sebagai system yang memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai suatu sub system yang memberlakukan hubungan (interface) dengan sub system lain yang ada dalam perusahaan itu. Hal ini dapat dianalogikan dengan manusia sebagai makhluk hidup biologis yang berbudaya. Untuk mempertahankan eksistensinya sebagai makhluk hidup maka manusia perlu mempertahankan organ-organ pernafasan, peredaran darah, pencernaan, pusat-pusat syaraf dan organ lainnya untuk tetap berfungsi secara normal, sehingga kebutuhan-kebutuhan biologisnya terpenuhi dengan cukup.
3. Anggaran dan Penganggaran
Salah satu definisi anggaran yang banyak dipakai adalah
business budget sebagai suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada
pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Intinya adalah bahwa:
- Business budget harus bersifat formal, artinya bahwa business budget disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
- Business budget harus bersifat sistematis, artinya bahwa business budget disusun berurutan dan berdasarkan logika.
- Setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan. Sehingga business budget merupakan suatu hasil pengambilan keputusan berdasarkan beberapa asumsi tertentu.
- Keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
4. Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsial
Dalam prakteknya, suatu perusahaan dapat memilih diantara
dua alternative dipandang dari segi ruang lingkup ataupun intensitas
penyusunannya. Diantaranya adalah:
- Alternatif pertama, menyusun anggaran dengan ruang lingkup yang menyeluruh. Anggaran jenis ini disebut budget komprehensif, karena jenis kegiatan yang cakupannya meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan tertib administrasi. Anggaran yang baik seharusnya mencakup semua aktivitas ini. Tetapi dalam kenyataannya sering kali perusahaan dengan sengaja tidak memilih cara ini karena sebagai pertimbangan praktis.
- Alternatif kedua, menyusun anggaran dengan ruang lingkup terbatas. Anggaran jenis ini disebut budget parsial. Anggaran parsial merupakan anggaran yang disusun dengan ruang lingkup yang terbatas atau dalam ruang lingkup yang sempit. Misalnya perusahaan hanya menyusun anggaran produksi saja, penjualan atau keuangan saja. Dalam anggaran parsial masing-masing bagian menyusun anggaran secara sendiri-sendiri, sehingga rencana tersebut disusun tidak terpadu, dibandingkan dengan anggaran komprehensip anggaran parsial lebih mudah disusun karena belum begitu kompleks.
5. Anggaran dan Fungsi Manajer
Fayol, seorang ahli di bidang manajemen mengatakan bahwa peranan business manajer pada dasarnya terdiri dari 6 (enam) bidang yakni: teknis (berproduksi), komersil (jual, beli dan pertukaran), financial (mencari dan menggunakan modal), keamanan (perlindungan terhadap orang dan barang), accounting (catatan administrasi dan keuangan) dan managerial, planning, organization, command, coordination dan controlling. Fayol mendasarkan pendapatnya ini pada hubungan manajemen dengan manusia sehingga dasar pokok dari manajemen adalah unsur manusianya, bukan tanah atau bahan mentah.
6. Anggaran Fixed dan Anggaran Continous
Berdasarkan fleksibilitasnya budget dapat dikelompokkan
menjadi 2 macam yaitu:
1) Fixed Budget (Anggaran Fixed)
Anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana
volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volumenya tersebut direncanakan
revenue, cost dan expenses. Dalam anggaran fixed tidak diadakan revisi secara
periodic. Penyusunan anggaran dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh
perusahaan-perusahaan. Cara ini mungkin baru dipakai oleh perusahaan dalam
penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali.
2) Continues Budget (Anggaran Kontinyu)
Anggaran yang disusun untuk periode tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost dan expenses.
7. Anggaran dalam Dimensi Waktu
Pada dasarnya dimensi waktu dalam anggaran dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
- Yang menyangkut masa lalu
- Yang menyangkut masa sekarang
- Yang menyangkut masa yang akan datang.
Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi, biasanya pada suatu waktu dalam perusahaan tidak hanya dilaksanakan satu macam kegiatan, melainkan beberapa kegiatan. Masing-masing kegiatan tersebut dimulai dan berakhirnya tidak bersamaan.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan manajer dalam penganggaran
Faktor -faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan manajer dalam penganggaran adalah:
- Produk
- Pasar
- Kebijaksanaan produksi
- Rencana produksi
- Rencana penelitian dan pengembangan
- Organisasi
- Finansial
MANFAAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT MANAJEMEN
Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan
dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini
diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan system itu di
dalam pelaksanaannya. Semakin banyak dan rumit manfaat yang dituju, semakin
banyak persyaratan yang dituntut di dalam persiapan dan penyusunannya dan
demikian pula sebaliknya. Persyaratan yang dimaksud meliputi:
a. Jenis dan mutu data yang dapat disediakan
b. System akuntansi keuangan dan akuntansi biaya yang digunakan (ekstra atau intra kompetabel)
c. Sikap manajemen di dalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan harga-harga.
d. Tingkat kewenangan yang diberikan pimpinan pada bawahannya (sentralisasi atau desentralisasi wewenang) untuk mengubah anggaran.
Oleh karena itu manajemen perlu menentukan terlebih dahulu pilihan sasaran dan manfaat apa yang ingin diperolehnya dari penggunaan anggaran sebagai alat manajemen.
1. Tahap-tahap Perkembangan Anggaran
Perkembangan anggaran dipandang dari segi manfaat yang ingin
diperoleh pada dasarnya dapat dibagi dalam 3 tahapan yaitu:
a. Anggaran sebagai alat penaksir
b. Anggaran sebagai Plafond dan sekaligus alat pengatur otorisasi pengeluaran dana/kas
c. Anggaran sebagai pengukur efisiensi
2. Pemilihan Manfaat anggaran yang cocok bagi suatu perusahaan
Dengan adanya tiga tingkat perkembangan manfaat anggaran
yang berbeda, perlu dilakukan pemilihan manfaat anggaran mana yang cocok bagi
suatu perusahaan. Pemilihan manfaat yang cocok ini harus mempertimbangkan
cirri-ciri industry dan persaingan yang dihadapi perusahaan serta pengaruh
cirri-ciri tersebut terhadap sifat anggarannya.
Ciri-ciri yang dimaksud adalah:
a. Sifat persaingan yang dihadapi
b. Sifat penjualan produk perusahaan
c. Sifat proses produksinya
d. Tingkat pemanfaatan kapasitas yang ada.
3. Ilustrasi Cara Pemilihan Manfaat Anggaran
Di bawah ini akan diberikan ilustrasi bagaimana perusahaan
dengan berbagai kondisi yang dihadapi akhirnya memilih manfaat anggaran yang
dianggap tepat. Factor relevan yang perlu dipertimbangkan adalah:
- Perusahaan ini menghasilkan beberapa jenis tegel dengan warna abuabu, tegel berwarna dan tegel teraso, dengan ukuran 20 x 20 cm; 30 x 30 cm dan 40 x 40.
- Produksinya 50% atas dasar pesanan dan 50% untuk pasar (dalam bentuk persediaan siap dijual).
- Memiliki data pemakaian standar untuk bahan baku dan bahan penolong bagi masing-masing jenis tegel yang dibuat.
- Harga jual tertentu untuk setiap jenis produk dengan kemungkinan pemberian potongan karena perbedaan jumlah pembelian ataupun cara pembayaran.
- Tingkat penjualan terpengaruh oleh musim (panas-penghujan) dari termin anggaran proyek-proyek pemerintah.
- Jumlah modal kerja yang terbatas.
- Sistem akuntansi masih sangat sederhana, mencatat data apa adanya. Sehingga dapat kita ketahui bahwa inti dari anggaran yaitu:
- Formal; Disusun secara resmi dan tertulis
- Sistematis; Disusun berurutan dan berdasarkan fakta.
- Tanggung jawab; merupakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan oleh manajer.
- Perencanaan, koordinasi, dan pengawasan merupakan fungsi manajer.
STRUKTUR ORGANISASI DAN PENGANGGARAN BIAYA
Anggaran sebagai alat manajemen berfungsi merencanakan dan
mengawasi keuntungan. Keuntungan yang sebenarnya dilaporkan sebagai alat
akuntansi dalam rekening rugi-laba. Keuntungan yang dianggarkan juga disusun
dalam bentuk anggaran rugi-laba. Cara menghitung keuntungan dari segi akuntansi
maupun dari segi anggaran tidak berbeda, baik dari segi format maupun
pendekatannya. Namun dari segi penganggaran biaya memerlukan perhatian khusus.
Hal itu disebabkan karena beberapa hal:
- Satu item biaya, misalnya materi/bahan baku dapat terjadi diberbagai pusat anggaran. Sedangkan dalam pelaporan akuntansinya harus dikenal satu item biaya yakni material atau bahan baku, yang semuanya masuk ke dalam perhitungan harga pokok produksi.
- Penanggung jawab biaya atau dapat disebut juga sebagai pusat anggaran bertanggung jawab atas berbagai item biaya. Sedangkan berbagai item biaya nanti di dalam laporan akuntansinya mungkin akan masuk ke dalam berbagai kelompok biaya atau pusat biaya, sesuai fungsi untuk apa biaya itu dikeluarkan. Dengan kata lain suatu item biaya yang terjadi dalam satu pusat anggaran harus dialokasikan terlebih dahulu ke berbagai pusat biaya sebelum dibebankan pada barang jadi (produk akhir). Misalnya, bensin sebagai bahan bakar kendaraan, dimana kendaraan ini digunakan untuk berbagai keperluan (pabrik, pemasaran dan administrasi)
Untuk itu, perlu dibedakan antara penganggaran biaya dengan
pemanfaatan biaya:
1. Pentingnya struktur organisasi dalam penganggaran biaya
Struktur organisasi mencerminkan:
- Pembagian tugas operasional pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi ke dalam berbagai jabatan yang dibentuk oleh perusahaan itu.
- Pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat sesuai hierarkinya.
- Hubungan komando dan koordinasi antara berbagai jabatan/posisi dalam perusahaan itu.
2. Penganggaran biaya dan pemanfaatan biaya
Penganggaran biaya menunjukkan pada kita proses tentang
bagaimana menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas jenis biaya
tertentu. Proses ini mengharuskan kita untuk dapat menginventarisasi terlebih
dahulu semua bagian/seksi/urusan dalam perusahaan itu untuk dapat ditunjuk
sebagai pusat anggaran atau budget center. Sebagai pusat anggaran, ditentukan
pula jenis biaya apa saja yang berada pada tanggung jawabnya, baik dalam
perencanaan maupun pengawasannya.
Semua item biaya yang ada dalam perusahaan pada akhirnya
harus dibagi habis dan ditentukan penanggung jawabnya. Dengan demikian
kekeliruan dalam perencanaan biaya dengan udah akan dapat dicari siapa
penanggung jawabnya. Penanggung jawab biaya dalam hal ini belum tentu juga
menjadi pihak yang memperoleh manfaat akhir dari suatu biaya nantinya memang harus menanggung biaya bersangkutan
untuk seterusnya dibebankan pada produk akhir yang dihasilkan.
MEKANISME PENYUSUNAN DAN RELEVANSI ANGGARAN
1. Mekanisme Penyusunan Anggaran
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas perusahaan seharusnya
menyusun anggaran yang merupakan penjabaran secara lebih terperinci dari
masingmasing tujuan menjadi program-program kerja yang akan dilaksanakan.
Karena luasnya aktivitas adalah mustahil bilamana program-program kerja ini
harus dipikirkan dan disusun oleh seorang petugas saja. Demikian pula
pelaksanaannya nanti yang akan melibatkan seluruh bagian dengan personalia dari
berbagai jenjang organisasi dan dengan berbagai keahlian yang berbeda, maka
penyusunan anggaran pun perlu melibatkan berbagai fungsi operasional
perusahaan.
2. Fungsi Anggaran Bagi Perusahaan
Seperti telah diuraikan sebelumnya, business budget adalah
suatu “financial plan”. Usaha-usaha manusia akan lebih banyak berhasil apabila
ditunjang oleh kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh
perencanaanperencanaan yang matang. Begitu hal nya dengan perusahaan,
perusahaan yang berkecenderungan memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa
yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan datang. Sehingga dalam
pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal berpegang pada semua rencana
yang telah disusun sebelumnya. Dimana, bagaimana, mengapa, kapan adalah
pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan-kegiatan
sehari-hari.
3. Kelemahan-kelemahan Anggaran
Meskipun begitu banyak manfaat yang diperoleh dengan
menyusun anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi
anggaran.
Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
- Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
- Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
- Anggaran hanya merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
- Kondisi yang terjadi tidak seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
Salah satu sasaran dilaksanakannya fungsi perencanaan adalah
untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Tujuan ataupun sasaran
yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat digolongkan ke dalam tujuan yang
sifatnya umum dan tujuan yang khusus. Masing-masing tujuan ini kemudian dapat
diperinci lebih lanjut sebagai berikut:
1) Tujuan-tujuan yang umum, yang menyangkut hal-hal seperti:
a) Ekonomis Financial
Ekonomis, berupa peranan yang diinginkan oleh perusahaan
sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang ekonomi. Financial, berupa mencari
keuntungan sebagai persyaratan agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
b) Konsumen
Bahwa produk yang dihasilkan harus dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen, memelihara hubungan baik dengan konsumen.
c) Pemilik Modal
Menjalin hubungan yang sebaik mungkin dengan kaum pemilik
modal, agar mereka tetap bersedia memberikan modalnya.
2) Tujuan-tujuan yang khusus, yang menyangkut hal-hal seperti:
a) Produk, misalnya perusahaan ingin dikenal sebagai
produsen produkproduk bermutu.
b) Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai, nasional atau
regional.
c) Market share yang ingin dimiliki.
d) Return on investment tertentu.